MATARAM, KOMPAS.com- Petani tembakau di Lombok, Nusa Tenggara Barat, rata-rata bisa terseyum, menyusul membaiknya mutu dan harga daun tembakau jenis Virginia tahun ini. Membaiknya hasil tanaman bahan baku rokok itu didukung cuaca, antara lain relatif rendahnya curah hujan di awal masa tanam hingga musim petik tiba.
"Daunnya keemasan. Tanpa perlakuan khusus dalam proses pengeringan pun rendemennya sudah mencapai standar yang diinginkan, 15-17 persen," kata Lalu Hatman, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) NTB, di kediamannya, Desa Sukadana, Lombok Timur, yang dibuhungi dari Mataram hari Kamis (3/11/2011) pagi.
Di awal musim tanam lalu, para petani sebenarnya sempat khawatir, karena hujan sempat turun dan bisa menyebabkan rusaknya tanaman dalam persemaian. Akan tetapi, kekhawatiran itu hanya sebentar, mengingat hujan kemudian berhenti. Malah, pada Juli-Agustus petani kemudian harus mengeluarkan uang tambahan untuk menyewa mesin penyedot air karena hujan tak lagi turun.
"Tiap hektar tembakau, sewa mesin air Rp 5 juta, sudah termasuk bahan bakar," tutur Saefullah, petani di Desa Montong Gamang, Lombok Tengah.
Menurut dia, tembakau yang dia tanam pada lahan 1 hektar kurang saat itu bagus pertumbuhannya karena kekurangan air. Kalau tidak diari, tanaman tidak tumbuh maksimal, batangnya hanya 60 cm dengan jumlah daun 12 lembar, atau di bawah pertumbuhan maksimal rata-rata 100 cm dengan jumlah 18 lembar.
Upayanya membuahkan hasil, menyusul mutu dan harga tembakau membaik. Tahun ini harga tembakau kering yang dijual ke perusahaan penampung milik sejumlah industri rokok di Pulau Jawa berkisar Rp 3.400-Rp 3.500 per kilogram (kg). Untuk daun super bahkan bisa Rp 3.800 per kg.
"Tahun 2010 lalu, hasil panen paling banter dapat lima kuintal, karena tanaman kena tsunami (terendam air hujan-red). Uang penjualan tembakau ludes untuk bayar utang," tutur Hatman.
Menurut Hatman, saat ini panen yang dimulai Juli-Agustus hingga menjelang masa akhir (November), petani bisa memanen sekitar dua ton tembakau kering. Mereka rata-rata meraih keuntungan Rp 28 juta sampai Rp juta per hektar.
Areal tanaman tembakau di NTB 43.000 ha, terluas di Lombok Timur, dengan produksi 46.824 ton tahun 2010. Provinsi NTB merupakan pemasok terbesar kedua setelah Jawa Timur yan memiliki areal tanam 103.702 ha dengan produksi 80.503 ton.
0 komentar:
Posting Komentar