Senin, 05 Desember 2011

kiat memajukan industri tekstil di indonesia


Industri Tekstil Berpotensi Meningkat

tekstil 300x199 Industri Tekstil Berpotensi MeningkatKrisis global saat ini juga mengena ke industri tekstil, dan merupakan salah satu industri yang paling parah terkena dampaknya. Sangat banyaknya produk tektil Indonesia diekspor ke Amerika Serikat dan ke Uni Eropa merupakan salah satu penyebabnya.
Dampak seperti ini akan memicu lonjakan angka pengangguran dan kemiskinan.Berdasar proyeksi Institute for Development Economics and Finance (Indef), tingkat pengangguran dan kemiskinan pada 2009 akan mencapai 9,5% dan 16,3%. Ekonom Indef M Ikhsan Modjo menuturkan, angka tersebut jauh di atas target pemerintah,yaitu tingkat pengangguran dan kemiskinan masingmasing 7–8% dan 12,5%.
Proyeksi itu juga jauh di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004–2009 dengan target angka pengangguran dan kemiskinan masing-masing 5,1% dan 8,2%. ”Lonjakan angka kemiskinan dan pengangguran bermula dari hantaman krisis global terhadap kegiatan ekonomi domestik,” ujar Modjo dalam paparan bertajuk ”Krisis Finansial, Kontestasi Politik, dan Prospek Ekonomi 2009”di Jakarta kemarin.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, per Februari 2008 tingkat pengangguran terbuka mencapai 8,46%,atau 9,43 juta orang. Angka itu turun 1,29% (1,12 juta orang ) dibanding Februari 2007, 9,75% (10,55 juta orang). Ikhsan Modjo menjelaskan,jumlah pengangguran berpotensi meningkat lantaran krisis saat ini berbeda dengan tahun 1997-1998.Sekarang ini krisis menghantam tidak hanya sektor padat modal, melainkan juga padat karya. Indikasinya, krisis tidak hanya memukul sektor produksi yang tidak diperdagangkan (non-tradable) seperti perbankan dan keuangan. Tetapi juga memukul sektor tradable seperti manufaktur, maupun tekstil dan produk tekstil (TPT).Dampak krisis terutama dirasakan oleh sektor tradable yang berorientasi ekspor.
Kondisi ini semakin parah lantaran fleksibilitas pasar tenaga kerja dalam mengatasi gangguan juga semakin diragukan. Akibatnya, banyak perusahaan, terutama yang berorientasi ekspor, tidak memperpanjang kontrak pekerja. Tetapi terlalu dini apabila perusahaan mengambil keputusan untuk langsung melakukan PHK terhadap para karyawannya. Salah satu cara untuk menghindari PHK adalah dengan mengajukan penangguhan pembayaran UMP. PHK merupakan pilihan terakhir cara tersebut karena memerlukan biaya besar.
Akan tetapi, meski dihempas krisis keuangan global dan penurunan permintaan, pelaku industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) optimistis kinerja TPT 2008 akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun 2008. “Di tengah krisis keuangan global, diestimasikan kinerja industri TPT hingga akhir tahun 2008 terjadi kenaikan,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Sutrisno, di Depdag, Jakarta, Jumat (14/11).
Benny mengaku optimis kinerja TPT 2008 terjadi kenaikan nilai yakni 10,84 miliar dolar AS atau naik sebesar 8,33 persen dengan volumenya menjadi 2,012 juta ton atau naik sebesar 7,45 persen. Sedang untuk forecast tahun 2009 diperkirakan akan naik dari tahun 2008 sebesar 2,18 persen atau senilai 11,07 miliar dolar AS dengan volume menjadi 2,064 juta ton atau naik sebesar 2,6 persen.
Hal senada disampaikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Anshari Bukhari. Menurutnya, industri tekstil masih berpotensi meningkat. Hal itu, didasari adanya pebisnis ulung di industri tekstil yang sudah berkembangselama 30 tahun.”Pebisnis tekstil generasi kedua juga berpendidikan maju. Sehingga manajemen industri tekstil akan lebih baik,” ujar Anshari.
Selain itu, katanya, industri tekstil didukung oleh struktur industri yang kuat serta tenaga kerja yang terampil. Dari sisi pemakaian energi, sekitar 15 sampai 20 persen perusahaan tekstil sudah beralih menggunakan energi batubara. Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh akibat krisis keuangan global yang tengah berlangsung, untuk sementara bisa dihindari setelah harga bahan bakar jenis solar turun Rp 700 dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 4.800 per liter. Penurunan harga solar ini bisa mengurangi beban produksi perusahaan. Setidaknya, pengusaha bisa sedikit bernapas lega dan untuk PHK sementara bisa diminimalkan. Penurunan solar cukup memperingan beban produksi perusahaan. Selama ini, biaya solar berkontribusi sekitar 13 persen dari total biaya produksi. Sebagian besar untuk menggerakkan alat-alat produksi dan genset.
Kalangan dunia usaha juga mendesak pemerintah lebih ekspansif dalam mendorong belanja. Hal itu diperlukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,demi mencegah lonjakan angka pengangguran dan kemiskinan. “Pemerintah harus terus ekspansif dengan mendorong perbankan berani memberikan kredit kepada masyarakat yang daya belinya semakin rendah,” kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa.Erwin mengatakan, kebijakanpemerintahmenurunkan harga premium pada awal Desember mendatang tidak akan terlalu menolong daya beli masyarakat. Karena itu, pemerintah mesti mempercepat realisasi belanja, terutama infrastruktur. ”Kebijakan ini akan lebih berdampak pada upaya mengurangi pengangguran dan kemiskinan,”katanya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Chris Kanter berpandangan, pemerintah bisa menjaga momentum pertumbuhan dengan meningkatkan belanja dan menjamin penyerapan maksimal sejak awal 2009. Prioritas utama yakni dengan mempercepat penyelesaian infrastruktur.”Ini akan menghasilkan efek berganda yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat,”ujarnya. Di bagian lain, Dosen Fakultas Ekonomi UI Ninasapti Triaswati mengatakan,upaya mempercepat belanja dengan menggelontorkan dana Rp120 triliun dalam jangka waktu sebulan bisa mendorong perekonomian.Kendati begitu, pemerintah mesti mewaspadai potensi inefisiensi dan penggelembungan anggaran. “Itu memang bagus apabila pemerintah mengeluarkan inisiatif untuk memperbesar penyaluran anggaran. Namun, bukan berarti tanpa risiko,”katanya.
Peluang peningkatan penyerapan TPT oleh pasar dalam negeri juga akan meningkat, menyusul akan banyaknya kampanye yang dilakukan partai politik pada triwulan III tahun ini. Permintaan kaos, bendera, dan rompi partai serta atribut lainnya untuk mendukung kampanye partai politik menjelang pemilihan umum (pemilu) legislatif 2009 akan mendongkrak peningkatan permintaan yang cukup signifikan. Namun, yang perlu diwaspadai adalah masih adanya ancaman produk TPT impor, terutama dari China yang murah, meskipun produk China mulai melemah daya saingnya menyusul naiknya biaya produksi di negara tersebut akibat kebijakan nilai tukar mata uang negara itu yang terbuka dan biaya buruh yang meningkat. Selain dari atribut parpol, pasar domestik masih berpeluang menyerap TPT, terutama untuk pakaian seragam dan batik, serta kaos berlabel distro.
Menguatnya nilai mata uang Euro terhadap dolar AS juga membuat peluang peningkatan pasar ekspor TPT Indonesia semakin terbuka, karena hal ini mendorong pembeli asing (buyers) di kawasan Uni Eropa (UE) meningkatkan pembelian ke negara yang menggunakan transaksi dolar, seperti Indonesia, Vietnam, dan India. Selain itu, Vietnam yang pertumbuhan ekspor TPT terutama garmen sangat tinggi mencapai sekitar 30% tahun 2007 membutuhkan sejumlah bahan baku, seperti kain dan benang dari Indonesia yang memiliki basis industri TPT yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Pada triwulan I 2008 ekspor TPT Indonesia tumbuh 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari US$2,45 miliar menjadi US$2,58 miliar. Jadi, peluang ekspor TPT nasional semakin terbuka lebar untuk pasar UE dan Jepang, menyusul perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia – Jepang (IJEPA) maupun ASEAN-Jepang.

kiat memajukan industri kecantikan

Industri Produk Kecantikan Mulai Tumbuh

SURABAYA – Tahun ini, industri produk-produk kecantikan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam waktu 3 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhannya mencapai lebih dari 10 persen. Meskipun begitu, rendahanya daya beli dalam negeri menuntut sebagian besar produksinya diekspor.
Corporate Communication & PR Manager PT Loreal Indonesia, Melanie Kridaman mengatakan, industri kecantikan di Indonesia secara keseluruhan memperlihatkan kemajuan yang cukup signifikan dengan pertumbuhan pasar sebesar 11% lebih di tahun 2010 dan rata-rata pertumbuhan sebesar 10% lebih dalam waktu 3 tahun terakhir. Menurutnya, semua produk kecantikan termasuk body shop, facial foam, serta kosmetik akan terus tumbuh karena permintaannya pasar per tahunnya menandakan angka positif.
“Pertumbuhan pasar yang cukup signifikan ini juga memberikan dampak positif terhadap kinerja industri kecantikan di Indonesia termasuk perusahaan kami yang memproduksi produk-produk kecantikan seperti pembersih wajah untuk wanita dan pria ,”katanya, Jumat (28/10).
Dia mengatakan, secara keseluruhan dengan pertumbuhan sebesar 28% lebih net sales di tahun 2010. Dia berharap pihaknya terus dapat menghasilkan pertumbuhan double-digit di tahun-tahun mendatang.
Akan tetapi bukan berarti industri tidak mengalami kendala dalam penyediaan bahan baku. Hal ini , kata dia, tentunya tergantung dari sourcing bahan baku masing-masing perusahaan. Sampai saat ini, Melanie mengatakan bahan baku yang digunakan masih manageable.
Ditanya terkait ekspor, ia menjelaskan pabrik L’Oreal di Indonesia di bawah PT Yasulor Indonesia saat ini mengeskpor 80% produksinya ke negara-negara Asia Tenggara. Sisanya 20% untuk kebutuhan domestik. “Kami lebih banyak mengekspor produk kami ke negara-negara Asia Tenggara karena disana permintaan lebih besar daripada domestik. Tapi kami tetap memperkuat pasar domestik,”ungkapnya.
Maraknya produk kecantikan ilegal yang beredar di pasaran merupakan masalah utama yang dihadapi oleh seluruh produsen resmi produk kecantikan. Dijelaskan Melanie, hal ini berdampak serupa dengan industri-industri lainnya diluar produk kecantikan.
“ Melalui pengawasan internal yang tepat serta kordinasi dengan pemerintah sebagai penegak hukum, kami harapkan masalah ini dapat ditangani dengan baik,”tandasnya.
Sekadar mengingatkan, seorang praktisi kecantikan Patricia Medina mengatakan tahun 2010 lalu nilai transaksi industri kecantikan di Indonesia mencapai US$5 miliar atau setara dengan Rp 44,250 trilliun dengan pertumbuhan sekitar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Industri kecantikan di Indonesia sangat menjanjikan. Selain jumlah penduduk Indonesia lebih didominasi wanita, kaum lelaki juga sudah gandrung mempercantik diri,” ujarnya.

kiat memajukan industri produk kecantikan


kiat memajukan industri pariwisata di pulai morotai

Let’s Go, Berpetualang menuju Pulau Morotai


Pulau Morotai terletak di ujung utara Kabupaten Halmahera Utara dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Secara geografis Pulau Morotai terletak di antara 200-240 derajat Lintang Utara dan 12.815-12848 derajat Bujur Timur. Pulau Morotai berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah Utara, Laut Halmahera di sebelah Timur, Selat Morotai di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat.
Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94 kilometer persegi atau 10 persen dari luas wilayah daratan Kabupaten Maluku Utara. Secara administratif, Pulau Morotai sejak tahun 2002 termasuk ke dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara dengan ibukota kabupaten di Tobelo. Pulau Morotai sendiri terbagi dalam 3 (tiga) kecamatan yaitu: (1) Morotai Utara dengan ibukota Berebere; (2) Morotai Selatan Barat dengan ibukota Wayabula; dan (3) Morotai Selatan dengan ibukota Daruba.
Tekstur tanah di Pulau Morotai pada umumnya halus dan daerah dengan tekstur sedang berada di sebelah Timur. Sebagian besar luas Kota Daruba merupakan lahan pertanian atau perkebunan rakyat berupa kebun kelapa dan kebun campuran. Sedangkan penggunaan lahan untuk fisik (permukiman, perkantoran dan fasilitas ekonomi) hanya seluas 79,64 hektar atau 3,92 persen dari luas wilayah kota. Penggunaan lahan lainnya adalah lapangan terbang seluas 15 hektar, empang, kawasan hutan lindung dan sebagainya. Seperti umumnya kota-kota yang terletak di pesisir pantai, maka pola penggunaan lahan di Kota Daruba cenderung linier mengikuti pola garis pantai. Pada bagian pesisir terutama didominasi oleh bangunan fisik. Sedangkan kegiatan pertanian cenderung ke arah perbukitan di sebelah timur dan utara kota.
Jumlah penduduk Pulau Morotai secara keseluruhan sebanyak 58.720 jiwa yang tersebar pada 47 desa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani dan nelayan (lebih dari 60 persen), sedangkan mata pencaharian lainnya adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri.
Jenis produksi tanaman pangan di Pulau Morotai antara lain padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan dan sayuran. Untuk menuju ke Pulau Morotai hanya dapat ditempuh dengan sarana transportasi laut ke Kota Daruba. Perjalanan ke Morotai ditempuh dengan menggunakan kendaraan speedboat dari Ternate ke Sidangoli dengan waktu tempuh 1 jam. Selanjutnya dengan kendaraan darat sampai ke Tobelo dengan waktu tempuh 3 jam dan dari Tobelo dengan speedboat ke Morotai dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Prasarana dan sarana transportasi darat menuju ke desa-desa maupun antarkecamatan sudah ada dan dalam kondisi baik. Terminal penumpang umum terdapat di Kota Daruba dengan sejumlah armada angkutan darat yang melayani penumpang. Namun demikian, akibat terjadinya konflik sosial pada tahun 2000 yang lalu, aktivitas terminal dan armada angkutan darat untuk sementara sampai saat ini tidak berjalan. Sebagian jalan dan jembatan juga rusak akibat kerusuhan.
Prasarana transportasi laut dengan kategori pelabuhan yang tidak diusahakan terdapat di Kota Daruba, ibukota Kecamatan Morotai Selatan. Volume bongkar muat barang pelayaran dalam negeri untuk perdagangan antarpulau di Pelabuhan Daruba tahun 2002 yang dibongkar 6.525 ton dan yang dimuat 33.718 ton.
Meskipun Pulau Morotai memiliki lapangan terbang bekas peninggalan Perang Dunia II yang memiliki 7 jalur landasan pacu dengan panjang masing-masing 3 km, namun jalur transportasi udara khususnya angkutan penumpang umum sampai saat ini belum dapat beroperasi secara rutin. Ini disebabkan belum adanya penerbangan umum yang secara permanen melayani jalur penerbangan ke dan dari Pulau Morotai. Lapangan terbang yang ada saat ini dikelola sebagai pangkalan udara oleh TNI AU dan beberapa kali didarati pesawat terbang umum dari dan ke Ternate yang lebih banyak digunakan untuk sarana angkutan perniagaan. Semoga di masa mendatang, Pulau Morotai kian menjadi dambaan bagi seluruh wisatawan untuk berlibur di sana. (*)

industri pariwisata kota rembang


kiat memajukan industri meubel bambu


Home Industri Mebel Bambu

Kursi 4 300x225 Home Industri Mebel Bambu
Berbagai kekayaan alam di negeri ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan sehingga memberikan keuntungan yang maksimal. Meskipun pada kondisi-kondisi tertentu keuntungan tersebut sulit diraih. Bambu, salah satu tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara tradisional maupun modern.
Pemanfaatan secara tradisional pun bila dikemas dengan baik bisa diterima oleh jaman dimana semuanya serba modern. Salah satu produk yang barbahan baku bambu adalah furnitur, dari jaman dulu hingga sekarang produk ini masih diterima dengan baik oleh masyarakat bahkan oleh masyarakat internasional yang notabene merupakan masyarakat dengan peradaban modern.
Konsumen
Mebel bambu disukai oleh masyarakat yang menyukai kesan etnik dan unik dalam rumahnya. Selain ibu rumah tangga, penggemar mebel bambu adalah pelaku bisnis makanan maupun bisnis cafĂ© yang ingin menampilkan konsep tradisional dengan saung – saung dari bambu serta dilengkapi dengan segala peralatan yang meggunakan bambu.


 
Terbit

Author

industri rumahan
Lihat profil lengkapku

Pengikut

pengunjung .

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

search ?