Industri Produk Kecantikan Mulai Tumbuh
SURABAYA – Tahun ini, industri produk-produk kecantikan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam waktu 3 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhannya mencapai lebih dari 10 persen. Meskipun begitu, rendahanya daya beli dalam negeri menuntut sebagian besar produksinya diekspor.Corporate Communication & PR Manager PT Loreal Indonesia, Melanie Kridaman mengatakan, industri kecantikan di Indonesia secara keseluruhan memperlihatkan kemajuan yang cukup signifikan dengan pertumbuhan pasar sebesar 11% lebih di tahun 2010 dan rata-rata pertumbuhan sebesar 10% lebih dalam waktu 3 tahun terakhir. Menurutnya, semua produk kecantikan termasuk body shop, facial foam, serta kosmetik akan terus tumbuh karena permintaannya pasar per tahunnya menandakan angka positif.
“Pertumbuhan pasar yang cukup signifikan ini juga memberikan dampak positif terhadap kinerja industri kecantikan di Indonesia termasuk perusahaan kami yang memproduksi produk-produk kecantikan seperti pembersih wajah untuk wanita dan pria ,”katanya, Jumat (28/10).
Dia mengatakan, secara keseluruhan dengan pertumbuhan sebesar 28% lebih net sales di tahun 2010. Dia berharap pihaknya terus dapat menghasilkan pertumbuhan double-digit di tahun-tahun mendatang.
Akan tetapi bukan berarti industri tidak mengalami kendala dalam penyediaan bahan baku. Hal ini , kata dia, tentunya tergantung dari sourcing bahan baku masing-masing perusahaan. Sampai saat ini, Melanie mengatakan bahan baku yang digunakan masih manageable.
Ditanya terkait ekspor, ia menjelaskan pabrik L’Oreal di Indonesia di bawah PT Yasulor Indonesia saat ini mengeskpor 80% produksinya ke negara-negara Asia Tenggara. Sisanya 20% untuk kebutuhan domestik. “Kami lebih banyak mengekspor produk kami ke negara-negara Asia Tenggara karena disana permintaan lebih besar daripada domestik. Tapi kami tetap memperkuat pasar domestik,”ungkapnya.
Maraknya produk kecantikan ilegal yang beredar di pasaran merupakan masalah utama yang dihadapi oleh seluruh produsen resmi produk kecantikan. Dijelaskan Melanie, hal ini berdampak serupa dengan industri-industri lainnya diluar produk kecantikan.
“ Melalui pengawasan internal yang tepat serta kordinasi dengan pemerintah sebagai penegak hukum, kami harapkan masalah ini dapat ditangani dengan baik,”tandasnya.
Sekadar mengingatkan, seorang praktisi kecantikan Patricia Medina mengatakan tahun 2010 lalu nilai transaksi industri kecantikan di Indonesia mencapai US$5 miliar atau setara dengan Rp 44,250 trilliun dengan pertumbuhan sekitar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Industri kecantikan di Indonesia sangat menjanjikan. Selain jumlah penduduk Indonesia lebih didominasi wanita, kaum lelaki juga sudah gandrung mempercantik diri,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar