Rabu, 07 Desember 2011

TIPS MEMAJUKAN INDUSTRI PERHOTELAN


Dok Santika Ilustrasi Hotel Amaris
JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perhotelan di Jakarta mengalami pertumbuhan yang pesat. Permintaan kamar di Jakarta diperkirakan akan terus bertumbuh seiring dengan perekonomian Indonesia yang positif.
“Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, semua segmen hotel menikmati pertumbuhan positif dalam hal tarif harian rata-rata dan pendapatan per kamar yang tersedia, terutama hotel bintang tiga yang sedang mengalami momentum yang lebih baik dibandingkan dengan segmen si atasnya,” jelas Arief Rahardjo, Head of Department, Research & Advisory, Cushman & Wakefield, Indonesia, Kamis (13/10/2011).
Pertumbuhan tarif rata-rata pada semester 1 tahun 2011 mencapai 17.5 persen sedangkan tingkat pendapatan per kamar yang tersedia meningkat 26,1 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Tingkat hunian rata-rata pasa semester 1 2011 mencapai 70.5 persen, yang menunjukkan pertumbuhan positif sebanyak 4.8 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Bandar Udara International Soekarno-Hatta di Jakarta menduduki posisi ke-16 dari 100 bandar udara tersibuk di dunia. Total kedatangan penumpang tumbuh sekitar 19.4 persen dalam 10 tahun terakhir, mencapai 21,7 juta penumpang pada tahun 2010. Penumpang domestik mencakup lebih dari 75 persen dari seluruh penumpang, mengalami kenaikan 16,4 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan penumpang international tercatat sebesar 30,9 persen.
Walaupun permintaan kamar hotel akan terus bertumbuh di Jakarta, akan tetapi tarif kamar akan terus tertekan dengan peningkatan pasokan yang tinggi sepanjang 2012 – 2015. Pasokan kamar hotel yang besar ini akan mengakibatkan sedikit penurunan tingkat hunian di tahun 2012 karena serapan dari hotel-hotel yang baru tersebut.

tips memajukan industri kecap di daerah pecinan

Molasse/molasses/Tetes tebu - Supplier : (JS-Toyadharma)
Kawasan Pecinan di Kota Angging Mammiri masih menyimpan cerita-cerita yang sangat sedikit diketahui masyarakat pribumi dan warga keturunan. Kampoeng Kecap, salah satu dari kawasan yang pernah ada dan menjadi urat nadi bisnis di zaman penguasaan kolonial Belanda dan Jepang sekitar tahun 1940 hingga 1960 an.
Kala itu Kampoeng Kecap menjadi kawasan perdagangan yang ramai dan memperkerjakan warga pribumi dari beberapa kampung, misalnya Kampung Panampu dan Kampung Ce’ra.


Kawasan bisnis yang dikuasai taipan Tionghoa, mendapat perlindungan khusus dari Pemerintahan Kolonial Belanda hingga Jepang. Kampung industri kecap dibentuk di zaman Belanda yang tersebar di empat kawasan, yakni Jalan Lembeh, Timor, Sangir dan Ternate.
Waktu itu, Kawasan yang saling berdekatan ini, mendapat restu dari Pemerintah Belanda dengan syarat membayar upeti. Kampoeng Kecap, menjadi tempat pembuatan bumbu masakan, seperti kecap manis, asin, saus lombok dan Tae Chiu (biji kedele vermentasi).
Kampung kecap sudah sangat terkenal saat saya masih kecil sekitar era tahun 50 an dan ramai dikunjungi di saat hari pasar,” ucap nyonya Lie, warga Jalan Ternate.
Kecap Lonceng, industri kecap rumahan yang merintis lahirnya Kampoeng Kecap dan sering dikonsumsi wanita berusia 66 tahun sejak usia kanak-kanak. Kedua orangtuanya sangat akrab dengan Kecap Lonceng karena pabriknya berhadapan dengan tempat tinggalnya yang dulu bernama Jalan Bulekang.
Seiring waktu berlalu, merek Kecap Lonceng berganti nama menjadi Kecap Sumber Baru dan Kecap Sinar. Lokasi pembuatannya juga telah dipindahkan di Kawasan Industri Makassar (KIMA) di Daya.
Sia Cong Beng merupakan saksi hidup yang menyaksikan hiruk pikuk kampoeng kecap di Jalan Lembeh. Kawasan yang dulunya bernama Jalan Pakareppe ini, kata lelaki berusia 75 tahun sangat ramai dikunjungi isteri-isteri pejabat Belanda karena berdekatan dengan Pasar Bacan.
Mantan pengusaha di era 1951 ini sering mengambil pesanan beberapa botol kecap merek Thu Goan untuk dipasarkan di rumahnya yang berhadapan langsung dengan Pasar Bacan. Indsutri rumahan di Jalan Lembeh ini , sudah berdiri sejak ia dan keluarganya merantau ke Makassar sekitar tahun 1942.
Kini rumah pembuatan kecap yang dulu banyak memperkerjakan warga pribumi, berubah menjadi tempat pusat senam. Alumni SMA Hasanuddin era 60 an ini, berharap agar pemerintah menerbitkan buku tentang Kampoeng Kecap.
Saya sering membeli kecap di Jalan Lembeh dan di Jalan Ternate untuk dijual kembali di Pasar Bacan. Sayang kini industri rumahan yang dulu sangat terkenal sudah tutup dan menjadi pusat senam,” tuturnya.
Kecap Hadinata, satu-satunya industri rumahan yang masih bertahan dan terus memproduksi kecap, saus sambal, tomat, dan Tae Chiu hingga sekarang. Industri yang beroperasi di Jalan Timor ini, ditangani Usman Khong, generasi ketiga dari Hadinata.
Produksi kecap dibuat di rumah tinggalnya yang cukup luas dan pengerjaan ditangani langsung sanak saudaranya. Serta dibantu beberapa pekerja lokal yang telah mengabdi bertahun-tahun. Kecap Hadinata sangat diminati pedagang makanan kaki lima dan rumah makan.
Untuk mempertahankan usaha leluhurnya, lelaki berusia 66 tahun ini membuka pabrik kecap skala besar di Kabupaten Gowa. Merek Kecap Hadinata tetap dipertahankan hingga saat ini.
Saya sudah lupa tahun berapa berdirinya pabrik kecap Hadinata. Kami dan beberapa pengusaha kecap di Kampoeng Kecap masih ada hubungan darah,” ungkapnya.
Kini Kampoeng Kecap, tinggal nama dan menjadi kawasan yang dipenuhi rumah tinggal, tempat hiburan, dan rumah toko. Sebagian besar warga Tionghoa kelahiran di atas era 60 an, tidak lagi mengetahui sejarah dari Kampoeng Kecap yang tersohor di zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Masuk Agenda Visit Makassar
Lurah Ende Kecamatan Wajo, Syafruddin I.D berencana memasukkan sejarah Kampoeng Kecap Pecinan dalam agenda kegiatan Sadar Wisata Pecinan. Kampung yang berada di Kelurahan Ende dan Kelurahan Melayu Baru ini, rencananya akan dibawa dalam pertemuan warga Tionghoa Oktober mendatang.
Program Sadar Wisata untuk mendukung kunjungan wisata Makassar 2011 (Visit Makassar 2011) yang dicanangkan Pemerintah Kota Makassar. Selain Kampoeng Pecinan, Lurah Ende juga akan mengangkat wisata kuliner dan sovenir di kawasan pecinan.
Saya sendiri baru tahu kalau dulu ada Kampoeng Kecap di kawasan pecinan. Saya akan memasukkan Kampoeng Kecap dalam pertemuan Sadar Wisata Oktober mendatang,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat masih sedikit yang mengetahui keberadaan beberapa klan taipan Cina di Pecinan. Ada beberapa klan taipan di pecinan, yakni Kapitan Cina, Kapitan Ende, Kapitan Belanda, dan Kapitan Melayu.
Klan Tionghoa ini, katanya merupakan tokoh masyarakat yang sangat dihormati dan pencetus lahirnya kawasan pecinan. Para tokoh Tionghoa ini, kemungkinan yang menguasai perdagang hingga saat ini. (SULFAEDAR PAY)
Molasse/molasses/Tetes tebu kualitas/grade A dengan Brix 80 keatas/Brix above 80 (JS-Toyadharma)

tips membuat industri kecap

Anda percaya bahwa rupiah dan peluang usaha dapat diciptakan dari “sampah/ limbah”. Jika anda sudah memiliki usaha pembuatan tahu, ingin mendapatkan hasil tambahan dari usaha yang anda kelola? Atau lingkungan tempat tinggal anda merupakan daerah penghasil tahu. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan tahu dapat dijadikan sebuah peluang usaha. Anda sudah bisa membuat usaha rumahan dengan mengelola limbah ampas padat yang dihasilkan dari pengolahan tahu. Ampas padat pengolahan tahu dapat diolah menjadi kecap ampas tahu. Cara pengolahannya sama dengan pengolahan kecap kedelai. Kecap yang dihasilkan dari ampas tahu sulit dibedakan aroma, rasa, dan warnanya dari kecap kedelai. Usaha ini cocok untuk usaha kecil skala rumah tangga. Anda sudah siap menjawab peluang usaha kecap ampas tahu, simak proses pembuatannya berikut ini :
BAHAN – BAHAN
1) Ampas tahu
2) Garam.
3) Laru tempe.
4) Bumbu-bumbu.
5) Tapioka.
PERALATAN
1) Wadah perendam.
2) Pengukus
3) Wadah fermentasi.
4) Tampah
5) Kompor
6) Kain penyaring
7) Botol
8) Alat penutup botol.
CARA PEMBUATAN
1. Penyiapan ampas tahu. Dalam usaha pembuatan kecap ampas tahu, ampas tahu direndam dengan air bersih selama 12 jam. Setelah itu bahan dipres dengan alat pres sehingga airnya keluar. Ampas yang telah berkurang airnya dikukus selama 60 menit, kemudian didinginkan di atas tampah sampai suam-suam kuku.
2. Fermentasi menjadi tempe gembus. Ampas ditaburi laru tempe (1 gram untuk 1 kg ampas), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu ampas dihamparkan di atas tampah setebal 2 cm dan ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yang terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5 hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe gembus.
3. Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kering ( kadar air dibawah 12%)
4. Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200 gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit ambil diaduk, sampai volumenya menjadi 1 liter.
5. Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari mana kala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka , dan penutup wadah dibuka.
6. Proses selanjutnya dalam pembuatan kecap ampas tahu, ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah ditambah dengan 1 liter air.
7. Penyiapan bumbu. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan kecap ampas tahu adalah :
(1). Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
(2). Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, dan
(3). Sereh dipukul-pukul sampai memar.
8. Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap 1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini disaring kembali.
9. Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk- aduk.
10. Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium benzoat ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
11. Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.
Dengan demikian terbukti bahwa sebuah peluang usaha tercipta tidak selalu membutuhkan bahan baku yang baru dan mahal. Jika kita jeli maka sebuah peluang usaha-pun dapat tercipta dengan memanfaatkan limbah.

Author

industri rumahan
Lihat profil lengkapku

Pengikut

pengunjung .

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

search ?