Jumat, 11 November 2011

Indonesia menargetkan pertumbuhan industri 6,2% diyakini tercapai



JAKARTA: Kementerian Perindustrian optimistis target pertumbuhan industri manufaktur nasional sebesar 6,2% pada tahun ini bisa dicapai, seiring dengan pemulihan ekonomi domestik dan global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah oleh Kemenperin, pertumbuhan industri sempat melambat yaitu 4,59% pada kuartal III/2010, ketika kebijakan penaikan tarif dasar listrik diwacanakan dan mulai diberlakukan.

Namun, kinerja industri justru melonjak menjadi 6% pada kuartal IV/2010. Beberapa sektor industri yang mengalami pertumbuhan sangat positif pada kuartal IV meliputi logam dasar, besi, dan baja (10,7%), alat angkut, mesin dan peralatan (9,5%) dan tekstil, barang kulit, dan alas kaki (6,8%).

Sekretaris Jenderal Kemenperin Ansari Bukhari mengungkapkan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) bukan merupakan faktor penghambat industri karena sejauh ini TTL dalam negeri masih yang termurah di Asia.

Menurut dia, yang harus menjadi perhatian utama justru masalah ketersediaan pasokan listrik yang sangat vital bagi rencana pengembangan industri.

“Industri itu melihat lebih pada pasokan, bukan menunggu apa capping dihapus atau tidak. Masalahnya ada tidak listriknya,” katanya hari ini.

Adapun, mengenai lonjakan pertumbuhan industri baja yang terjadi pada kuartal IV dibandingkan dengan kuartal III (-0,2%), menurut Ansari, hal itu merupakan dampak dari kebijakan yang diambil pemerintah, seperti SNI wajib, antidumping, dan safeguard, yang memungkinkan industri domestik tetap tumbuh.

Selain itu, beberapa program seperti kerja sama pengadaan barang berbasis baja untuk sektor ketenagalistrikan dan perkapalan, mendorong perbaikan industri baja nasional.

0 komentar:

Posting Komentar

Author

industri rumahan
Lihat profil lengkapku

Pengikut

pengunjung .

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

search ?